Rabu, 20 Januari 2010

MAteri Komunikasi

MATERI KOMUNIKASI




PENDAHULUAN

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).


DEFINISI

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.


Beberapa definisi komunikasi adalah:

  1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
  2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
  3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
  4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
  5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).

TUJUAN KOMUNIKASI


Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:

  1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
  2. Mempengaruhi perilaku seseorang
  3. Mengungkapkan perasaan
  4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
  5. Berhubungan dengan orang lain
  6. Menyelesaian sebuah masalah
  7. Mencapai sebuah tujuan
  8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
  9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain

PROSES KOMUNIKASI


Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut :


Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan


Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini :









Gangguan

Gangguan

Balikan


Penerima Pesan

Pengirim Pesan


Mengartikan Kode/Pesan

Media

(Saluran)


( Saluran )

Simbol/Isyarat



Diagram 1 : Proses Komunikasi


  1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.


Materi pesan dapat berupa :

    1. Informasi
    2. Ajakan
    3. Rencana kerja
    4. Pertanyaan dan sebagainya


  1. Simbol/ isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.


  1. Media/penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.


  1. Mengartikan kode/isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.


  1. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

  1. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak

Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.


  1. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.


DASAR KOMUNIKASI

Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: Niat, Minat, Pandangan, Lekat, Libat.

Niat menyangkut :

    • Apa yang akan disampaikan
    • Siapa sasarannya
    • Apa yang akan dicapai
    • Kapan akan disampaikan

Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:

  • Faktor obyektif : merupakan rangsang yang kita terima
  • Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus

Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir seseorang.

Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.

Libat, merupakan keterlibatan panca indera sebanyak-banyaknya.


JENIS KOMUNIKASI


Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok

Jenis komunikasi terdiri dari:

  1. Komunikasi verbal dengan kata-kata
  2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh

  1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
  1. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
  1. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
  2. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
  3. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
  4. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
  5. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

  1. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.

Yang termasuk komunikasi non verbal :

  1. Ekspresi wajah

    Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

  1. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
  2. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
  3. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
  4. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
  5. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress







BENTUK KOMUNIKASI


Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :


  1. Bentuk Komunikasi berdasarkan
  1. Komunikasi langsung

Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.

    Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.


      A--------àß-----------B




  1. Komunikasi tidak langsung

Tempat Sampah

Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.

Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya



  1. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
  1. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.

Komunikasi masa yang baik harus :

Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele

Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami

Bentuk gambar yang baik

Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)


  1. Komunikasi kelompok

    Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.


Perawat----- ® ¬ ------Pengunjung puskesmas


  1. Komunikasi perorangan.

Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.


    Perawat----- ® ¬ ------Pasien



  1. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :

  1. Komunikasi satu arah

    Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.

    A ------------------® B


  1. Komunikasi timbal balik.

    Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik


HAMBATAN KOMUNIKASI


  1. Hambatan dari Proses Komunikasi
  • Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
  • Hambatan dalam penyandian/simbol

    Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

  • Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
  • Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
  • Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
  • Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

  1. Hambatan Fisik

    Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.


  1. Hambatan Semantik.

    Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima


  1. Hambatan Psikologis

    Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.


PENUGASAN


  1. Kelas dibagi menjadi empat (4) kelompok
  2. Masing-masing kelompok memilih ketua kelompok.
  3. Ketua kelompok menugaskan anggota kelompoknya untuk berpasang-pasangan. Masing-masing menanyakan kepada pasangannya tentang :
    • Keluarga (anak, istri/suami dll)
    • Pendidikan
    • Tempat kerja
    • Rencana masa depan, termasuk rencana yang berkaitan dengan SPMKK dan tidak boleh dibuat catatan.
  4. Setelah itu saling bergantian (10 menit).
  5. Setelah itu masuk dalam kelompok kecil dan menceritakan apa yang dia peroleh dari pasangannya (pasangannya tidak boleh berkomentar sebelum selesai penyampaian).
  6. Setelah selesai baru diklarifikasi oleh yang bersangkutan (YBS).
  7. Terakhir diskusikan apa yang dapat anda peroleh dari permainan diatas
  8. Catatan untuk fasilitator :
    • Metoda ini untuk melihat :
        1. Apakah seseorang dapat menjadi seorang pendengar yang baik
        2. Apakah seseorang dapat menyampaikan informasi dengan jelas
    • Setelah itu sampaikan “10 Ciri-Ciri Pendengar yang Baik” (lihat.ppt)

KESIMPULAN


Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar sebagai berikut; niat, minat, pandangan, lekat, libat. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari pengirim, saluran, penerima dan umpan balik serta hambatan fisik dan psikologis.


Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh. Menurut bentuk komunikasi, ada yang disebut komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah berarti sebuah pesan dikirim dari pengirim ke penerima tanpa ada umpan balik. Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Komunikasi berdasarkan besarnya sasaran terdiri dari komunikasi massa, komunikasi kelompok, dan komunikasi perorangan. Sedangkan komunikasi berdasarkan arah pesan terbagi atas; komunikasi satu arah dan komunikasi timbal balik.


EVALUASI

  1. Sebutkan tiga pengertian komunikasi yang anda ketahui !
  2. Sebutkan tujuan komunikasi !
  3. Jelaskan proses komunikasi !
  4. Jelaskan komunikasi non verbal yang mempengaruhi isi pesan yang disampaikan!
  5. Sebutkan faktor penghambat dalam berkomunikasi.

    KEPUSTAKAAN


    Ann Marriner,Tomey, Guide to Nursing management and Leadership, Mosby year book Inc 1996


    Elaine.L.Monica, Kepemimpinan dan Management Keperawatan ,pendekatan berdasarkan pengalaman, Penerbit buku kedokteran EGC 1998


    Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy, Interpersonal communication in Nursing Theory and Practice, Churcill Livingstone, 1995

Devinisi Teknologi

- Devinisi Teknologi

Memasuki Milenium III ini tak dapat disangkal lagi bahwa teknologi telah merupakan instrumen utama dari masyarakat dalam mencapai kesejahteraan melalui penciptaan nilai tambah. Kajian mendalam telah menemukan (discover) bahwa teknologi sebenarnya merupakan hasil akhir dari suatu proses yang terdiri dari rangkaian subproses penelitian dan pengembangan, invensi, rekayasa dan disain, manufaktur dan pemasaran. Disini teknologi modern didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang ditransformasikan kedalam produk, proses, jasa dan struktur organisasi. Setiap subproses dalam rangkaian tersebut merupakan unsur krusial yang tidak dapat ditiadakan. Sebenarnya adalah menarik untuk membahas secara menditail masing-masing subproses tersebut, namun waktu maupun tempat tidak membenarkan dilaksanakannya hal tersebut. Tetapi sebagai rekayasawan (engineer) saya tertarik pada kata “rekayasa” dalam proses diatas dan nanti saya akan kembali kepadanya.

Pengembangan teknologi yang terdiri dari berbagai subproses diatas, secara singkat juga disebut komersialisasi dari ilmu pengetahuan. Hal ini bernada sangat sumbang ditelinga malah sangat menyakitkan. Ilmu Pengetahuan yang bermartabat begitu tinggi dikomersialkan ! Hal ini tidak dapat diterima karena budaya luhur timur mengajarkan bahwa komersialisasi adalah sangat merendahkan (degrading). Namun ditinjau dari aspek pembentukan nilai tambah, komersialisasi ilmu pengetahuan memang merupakan suatu kebenaran (truth) yang harus diterima. Kita masih harus belajar menerimanya.

Komersialisasi merupakan proses transformasi dari sesuatu yang tidak atau kurang memiliki nilai ekonomi-langsung, menjadi suatu produk atau komoditi bernilai pasar yang kompetitif. Agar transformasi tersebut bermakna, maka tidak bisa tidak hal tersebut harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip kapitalisme.

Memasuki Milenium III ini sebagian besar dari niaga dunia terdiri dari komoditi teknologi dan biasanya dalam bentuk kumpulan teknologi (technology cluster). Dalam pembentukan komoditi teknologi ilmuwan (scientist) dan rekayasawan (engineer) meninjau rangkaian berbagai subproses pengembangan teknologi sedangkan pakar ekonomi meninjau proses komersialisasi.

Bila ditinjau rangkaian subproses yang pertama, sebenarnya rekayasalah yang melaksanakan transformasi dari ilmu pengetahuan yang tidak memiliki nilai ekonomi langsung menjadi teknologi atau produk komoditi bernilai pasar, tentunya berdasarkan kaidah-kaidah rekayasa. Maka uraian ini menyarankan (suggest) seakan kaidah rekayasa identik dengan kapitalisme.

- Sains, Rekayasa dan Teknologi

Sains dan Teknologi adalah institusi manusiawi; artinya Sains dan Teknologi adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada beda fundamental antara kedua institusi tersebut. Perbedaannya terletak pada sumbernya.

Sains sebagai “body of knowledge” yang kita ketahui saat ini adalah hasil abstraksi manusia dari sumber alami melalui berbagai fenomena yang diamatinya. Kemudian fenomena tersebut direpresentasikan kedalam berbagai model yang membentuk suatu paradigma. Maka kebenaran sains adalah bila dan hanya bila suatu fenomena alami dapat cocok (fit) pada model-model dari suatu paradigma yang berlaku. Bila model dalam suatu paradigma yang dianut tidak lagi dapat merepresentasikan suatu fenomena alami tertentu, maka fenomena tersebut merupakan suatu anomali. Namun anomali tidak dapat terjadi berulang kali. Bila hal demikian ditemui maka paradigma tersebutpun mengalami krisis dan gugur sebagai paradigma yang absah untuk kemudian digantikan oleh model baru yang membentuk paradigma baru pula (Kuhn, 1996). Fenomena alami dan kebenaran yang ada dibaliknya sebenarnya telah beroperasi sejak jauh sebelum manusia ada, misalnya gaya gravitasi dan elektromagnetik, adanya elektron dan neutron didalam atom, proses radioactive decay dan lain sebagainya merupakan kebenaran alami yang telah beroperasi sejak awal sejarah jagad raya ini, jauh sebelum manusia menghuni planet Bumi. Oleh karena itu berbagai kebenaran alami yang terhimpun dalam sains merupakan temuan (discovery) manusia. Namun tanpa manusiapun kebenaran alami tetap beroperasi sebagai sumber dari sains.

Berbeda dari sains, teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu sendiri. Teknologi diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial. Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologipun tiada.

Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam me-reka teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Jadi perlu penerapan rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi kemudian akan membantu manusia dalam merekayasa. Inter-relasi dan interaksi antara rekayasa dan teknologi sering sulit dipahami karena seakan terjadi secara obvious atau terjadi sepenuhnya dilatar belakang sehingga luput dari pengamatan. Maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari peran rekayasa dalam penciptaan teknologi dan sebaliknya, perlu digresi sebentar sampai pada saat asal mula terbentuknya masyarakat manusia.

Bumi diperkirakan berumur 4.5 milyar tahun. Kehidupan di Bumi diperkirakan muncul pada 3.5 milyar tahun yang lalu. Kemudian kira-kira 500 juta tahun yang lalu timbul binatang darat melalui suatu proses evolusi dari ikan berkulit keras. Pada 40 juta tahun yang lalu diperkirakan monyet dan kera (apes) tampil di Bumi setelah melalui proses evolusi pula. Kira-kira 10 juta tahun yang lalu, Ramapithecus, sebangsa kera yang memiliki ciri-ciri seperti manusia tampil di India. Kemudian kira-kira 1.5 juta tahun yang lalu, Homo Erectus, makhluk manusia sejati diperkirakan telah muncul di Nusantara dan Afrika (Leonard, 1973). Maka setua itu pulalah umur rekayasa manusia, yaitu dalam membudidayakan akalnya dalam menyelesaikan masalahnya. Rekayasa yang dilaksanakan manusia tentunya diawali dengan sesuatu yang sederhana dan makin canggih seiring dengan evolusi besar otaknya.

Sulit dipastikan, namun tentunya batu ditemukan (discover) manusia prasejarah ketika ia melihatnya untuk pertama kalinya. Ketika ia menggenggam batu tersebut dan mempergunakannya sebagai alat pemukul, maka ia telah melakukan invensi (invention) dari suatu alat pemukul dari batu. Hal ini dapat dilakukannya berkat kemampuan merekayasa, kendati bentuk rekayasa yang dilakukannya masih sangat sederhana. Belum jelas apakah naluri (instinct) atau intelegensia yang mendorongnya melakukan rekayasa tersebut.

Kemudian untuk meningkatkan utilitasnya, manusia purbapun melakukan inovasi dengan memberikan sisi tajam pada batu tersebut dengan cara membelahnya. Untuk itu ia menerapkan pula sedikit rekayasa. Sisi tajam tersebut dapat berfungsi lebih efektif sebagai alat pemotong. Berbagai inovasi berikutnya juga memerlukan penerapan rekayasa yang makin sulit, misalnya ketika manusia prasejarah memberikan tangkai atau tali pada batu tajam tersebut sehingga dapat berfungsi lebih efektif sebagai palu atau kapak, ataupun sebagai batu bandul.

Perkakas purba kemudian berkembang dalam macam dan efisiensinya seiring dengan pertumbuhan kebutuhan manusia dan intensitas penerapan rekayasa pada proses inovasi yang dilaksanakannya. Dalam perjalanan sejarah, perkembangan tersebut kemudian melahirkan teknologi jaman purba yang telah berhasil menjadi alat pemenuhan kebutuhan masyarakat prasejarah yang efektif dan cukup efisien serta dapat menjamin existensinya selama ratusan milenia, jauh sebelum lahirnya sains. Oleh karena itu rekayasa teknologi purba menampilkan karakteristika seni dan masih bebas dari intrinsika sains.

Sebaliknya, Teknologi Batu telah meningkatkan efisiensi masyarakat purba dalam mencukupi kebutuhannya, malah dapat menghasilkan melebihi dari yang dibutuhkannya sehingga menciptakan kemampuan untuk mendukung pertumbuhan populasi maupun budaya masyarakatnya. Maka dengan demikian terjadilah hubungan timbal balik yang konstruktif antara kebutuhan masyarakat yang memicu lahirnya teknologi dan pada gilirannya teknologi yang timbul dapat mendukung expansi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup anggotanya.

Kemudian peradaban manusiapun tumbuh bersama perkembangan masyarakat, diiringi teknologi baru yang lahir dan rekayasa maju yang mendukungnya. Sejarah telah membawa manusia melewati era berburu dan pengumpulan hasil hutan, yang diikuti domestikasi binatang piaraan dan kemudian disusul oleh revolusi agrikultur pada kira-kira 10.000 sampai 15.000 tahun yang lalu dan sampai pada jaman Yunani Klasik yang menjadi tempat lahirnya sains modern.

Menjelang era Yunani Klasik, sains masih bersifat kualitatif, irasional, kontinu, hingga (finite) dan mitologis. Falsafah pemikiran Yunani telah mengajarkan metodologi penggunaan penalaran sepenuhnya yang berdasar pada berbagai axioma dan premis sehingga orang dapat sampai pada temuan intelektual (intelectual discovery). Yunani Klasik telah pula memperkenalkan penerapan prinsip sains kedalam karya rekayasa. Hal tersebut tampil antara lain pada compounded pulleys, pompa Archimedes, hidrostatika pada benda-benda mengambang (floating bodies) dan lain sebagainya. Dalam bidang falsafat sosial Yunani telah pula memperkenalkan dasar-dasar demokrasi (Bernal, 1971).

Pengaruh sains pada teknologi atau sebaliknya terjadi kira-kira 1000 tahun kemudian ketika sains berubah menjadi formal dan bersifat kuantitatif, rasional, discrete (atomis), tak hingga (infinite) dan sekular (non religious) Transformasi sains dari flexible artistry menjadi rigorous discipline memungkinkan diadopsinya sains untuk menjadi dasar pengembangan rekayasa modern dikemudian hari.

Hubungan timbal balik antara sains dan teknologi makin tampil kukuh di Jaman Renaissance ketika ilmuwan era tersebut, seperti Galileo, Leeuwenhoek, Newton dan lain-lainnya, melaksanakan penelitian dengan menggunakan instrumen ilmiah seperti teleskop, mikroskop, prisma dan lainya. Sebaliknya hasil penelitian tersebut dipergunakan sebagai dasar merekayasa instrumen baru maupun peningkatan kinerja instrumen yang sudah ada. Maka dengan demikian sempurnalah hubungan pengaruh timbal balik antara sains dan teknologi.

- Prinsip Rekayasa

Pertumbuhan teknologi pada umumnya selalu bermuara pada kemakmuran masyarakat serta pertumbuhan jumlah penduduk yang dibarengi dengan perkembangan sosial masyarakat ketaraf yang lebih tinggi (Braudel, 1993). Kemakmuran dicapai karena teknologi yang diterapkan tidak hanya mencukupi kebutuhan masyarakat tetapi malah melebihi dari kebutuhan yang sebenarnya. Produktivitas yang lebih tinggi dengan cara yang lebih mudah dan lebih murah pada umumnya dipersepsikan sebagai identik dengan efisiensi. Dalam skala besar, prinsip efisiensi ini diterapkan orang dalam sistem produksi industri. Hal ini tampil mencolok pada era Revolusi Industri.

Dengan mapannya relasi resiprokal antara sains dan teknologi di Abad XVI maka teknologi yang tercipta dalam dua abad berikutnya telah benar-benar mencapai taraf yang matang untuk diterapkan dalam kegiatan industri. Pada saat Revolusi Industri, batu bara dan mesin (machine) telah menggantikan energi dan tenaga manusia serta hewan, sedangkan peralatan (equipment) dan perkakas (tools) telah menggantikan tangan dan jari manusia. Mesin dan perkakas dapat bekerja jauh lebih cepat dari pada manusia, tidak terpengaruh waktu dan jam kerja yang panjang serta kondisi lingkungan yang tidak nyaman. Akibatnya adalah hasil produksi yang lebih tinggi dan dengan cara yang lebih mudah sehingga menghasilkan produk yang rata-rata lebih murah. Terlepas dari perlakuan yang kurang manusiawi dari kaum industrialis terhadap buruhnya, aplikasi teknologi dalam proses produksi disaat itu telah meningkatkan produktivitas masyarakat industri berlipat ganda luar biasa. Dengan kata lain, teknologi telah meningkatkan efisiensi kerja masyarakat yang pada gilirannya kemudian meningkatkan pula kemakmurannya.

Pada jaman modern ini, prinsip efisiensi juga berlaku dalam ilmu ekonomi yang pada dasarnya berarti minimasi alokasi sumber daya yang langka dan maximasi hasilnya (minimization in allocating scarce resources and maximization of return). Dalam bentuk abstrak prinsip tersebut diterjemahkan sebagai optimasi (optimization).

Dalam kehidupan sehari-hari awam tanpa sadar telah banyak melaksanakan prinsip optimasi dalam menyelesaikan masalahnya, misalnya mencari jalan pintas yang terpendek, membeli yang termurah, bekerja yang termudah dan lain sebagainya.

Dalam kehidupan profesionalnya, Rekayasawan secara sadar selalu melaksanakan optimasi dalam mencari jawaban atau penyelesaian masalahnya, yaitu memberikan solusi yang termurah dalam harga materialnya, mudah, cepat dan murah dalam produksinya, serta berfungsi maximal sesuai spesifikasinya. Oleh karena itu semua solusi rekayasa (engineering solution) adalah solusi optimum.

Pada taraf individu apakah sebenarnya yang mendorong manusia menghendaki (desire) efisiensi ? Pertanyaan tersebut merupakan masalah yang sulit dijawab. Masalah tersebut mungkin memiliki latar belakang filsafat atau psikologi. Namun pada umumnya awam berpendapat bahwa optimasi adalah manusiawi. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah optimasi merupakan sifat intrinsic manusiawi dalam bentuk naluri (instinct) yang didapat manusia bersama kelahirannya sesuai kode genetika dalam kromosomnya ataukah bersifat karakteristik yang dibentuk oleh lingkungannya (aquired skill).

Matt Ridley (2000) berpendapat bahwa naluri adalah sifat instrinsik manusia yang ditimbulkan oleh suatu kode genetika yang terdapat dalam kromosom nomor 7, sedang Robert Plomin menyatakan bahwa intelegensia timbul dari suatu deret genetika yang terdapat ditengah-tengah gen IGF2R (Ridley, 2000). Michio Kaku (1997) berpendapat bahwa berdasarkan hasil pengkajian terhadap lalat buah, para pakar genome pada sekitar tahun 2010 nanti akan dapat memastikan gen mana yang menentukan perilaku (behavior) atau sifat seseorang. Diantara perilaku tersebut adalah sifat keserakahan manusia.


Apabila sifat optimasi tersebut adalah genetika, maka sumber keinginan (desire) untuk efisiensi bersemayam dalam jiwa manusia yang sulit dipisahkan, sedangkan teknologi adalah sekedar wahana untuk mewujudkan efisiensi tersebut. Maka manusiapun secara alami akan tiada henti-hentinya merekayasa dan merekayasa kembali teknologi yang kian maju dan kian efektif demi mencapai efisiensi yang terbaik sehingga dapat memberikan untung (gain) yang terbesar. Jadi keinginan (desire) untuk mendapat untung yang terbesar merupakan kekuatan penggerak (motive force) manusiawi yang mendorong terjadinya rentetan rekayasa yang menghasilkan teknologi baru yang makin canggih dan kian efisien.

Penerapan rekayasa yang berprinsip efisiensi secara excessive dapat membawa orang pada keserakahan yang tidak adil dan tidak beradab pula. Keserakahan yang demikian, yang timbul dari desire yang bersemayam dalam jiwa orang secara intrinsic atau secara naluri, sulit diberantasnya. Satu-satunya jalan yang diketahui orang saat ini, dan memang ini yang sebenarnya dilaksanakan orang, untuk mencegah keserakahan adalah melalui peraturan perundang-undangan dengan ancaman hukuman bila dilanggar. Pada kasus kedua, dimana desire untuk optimasi yang berlebihan didapatkan dari informasi, atau acquired dari practice, maka pendidikan diperkirakan masih dapat mencegah terjadinya keserakahan yang berlebihan tersebut.

Penerapan prinsip optimasi secara intensif berlaku pula dalam bidang ekonomi. Dalam faham kapitalisme, prinsip optimasi malah menjadi postulat. Karena optimasi, jadi juga kapitalisme, merupakan sifat intrinsik manusia, maka faham kapitalisme pasti akan beroperasi dimasyarakat. Oleh karena itu apabila beroperasinya faham kapitalisme dimasyarakat tanpa kendala (constraints) tidak pelak lagi pasti akan menimbulkan jurang kesenjangan sosio-ekonomi yang kian melebar tanpa batas. Postulat optimasi dalam kapitalisme sebenarnya merupakan jiwa dari paham tersebut, tiada bedanya dengan jiwa serakah manusia. Maka analog dengan yang terdahulu, pencegahan terjadinya disparitas sosio-ekonomi tersebut hanya dapat dicapai dengan tegaknya peraturan perundang-undangan yang menghukum penerapan kapitalisme secara berlebihan serta mengatasi timbulnya excess yang negatif.

Faham mendapatkan untung (gain) yang terbesar adalah faham kapitalisme dan sebagaimana halnya dengan rekayasa, efisiensi merupakan dasar yang paling fundamental dari faham tersebut.

- Penutup

Uraian diatas menunjukkan bahwa rekayasa dan kapitalisme adalah dua bentuk yang berbeda dari satu kaidah yang sama, yaitu optimasi. Kedua-duanya merupakan atribut manusia yang telah dimilikinya melalui gen sejak keberadaannya dibumi ini. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa kemampuan merekayasa telah berkembang mengikuti evolusi gen manusia selama jutaan tahun yang lalu, Rekayasa telah dilakukan manusia dalam mencari solusi bagi masalahnya, termasuk dalam menciptakan teknologi, dan dengan secara sadar atau tidak menerapkan prinsip efisiensi atau optimasi. Jadi rekayasa bukanlah monopoli rekayasawan, tetapi juga dioperasikan oleh chalayak awam dalam menyelesaikan masalahnya.

Penerapan prinsip-prinsip rekayasa (baca : kapitalisme) pada masalah-masalah sosial secara excessive tanpa kendala akan berakibat timbulnya jurang sosio-ekonomi yang dengan waktu kian memburuk. Maka untuk menghindarkan terjadinya kesenjangan sosial tersebut perlu diciptakan serta ditegakkannya sistem peraturan perundang-undangan yang mencegah terjadinya disparitas sosio-ekonomi dimasyarakat.

Memasuki millenium ke 3 ini, inter-relasi sirkular antara masyarakat, teknologi dan sains menjadi makin kuat dengan waktu, namun rekayasa hanya dapat diterapkan pada komponen masyarakat dan teknologi saja. Rekayasa tidak dapat diterapkan pada sains. Dengan demikian mantapnya paradigma globalisme akhir-akhir ini serta memenuhi definisi teknologi diatas maka sebagai corollary : rekayasa adalah mengorganisasi fundamental nalar melalui lojik kedalam solusi terbatas yang terbaik.

- Rujukan

Bernal, J.D. (1971), The Emergence of Science, MIT Press, Cambridge.

Braudel, F. (1993), A History of Civilizations, Penguin Books, New York.

Kaku, M. (1997), Visions, Anchor Books, New York.

Kuhn, T.S. (1996), The Structure of Scientific Revolutions, 3rd Ed. The University of Chicago Press, Chicago.

Leonard, J.N. (1973), The First Farmers, Time-Life Books, New York.

Martin, M.W., R. Schinzinger, (1989), Ethics in Engineering, Indon.Ed. McGraw-Hill.

Petroski. H. (1985), To Engineer is Human, Vintage Books, New York.

Ridley, M. (2000), Genome, The Autobiography of a Species in 23 Chapters, Perennial, New York.


Peran komunikasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran TIK

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran TIK

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar-dasar komunikasi


UNIVERSITAS BATURAJA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

TAHUN AKADEMIK 2009/2010

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat-Nya. Tiada Tuhan selein Allah, atas segala nikmatnya sehingga saya dapat menelesaikan pembuatan makalah yang saya beri judul “Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran TIK.

Dalam makalah ini akan diulas mengenai aplikasi komunikasi dalam pembelajaran TIK. Penulis berharap setelah pembaca membaca isi makalah ini maka pembaca akan mengetahui urgensinya komunikasi dalam menunjang pencapaian tujuan pembelajaran TIK dilaksanakan.

Tak lupa saya mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen mata kuliah dasar-dasar komunikasiyaitu Bapak Marlin Fitman, M.Pd ,yang telah memberikan ilmunya kepada kami maha siswa konsentrasi pembelajaran dasar-dasar Teknologi Pendidikan angkatan 2009 umumnya dan kepada saya khususnya, semoga segala kebaikan beliau dibalas oleh Allah dengan balasan yang berlipat ganda, amin.

Terakhir, terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak telah membantu menyelesaikan makalah ini, dan saya mohon maaf apabila pembaca menemukan berbagai kekurangan dalam isi (content) makalah ini, serta semua kritik dan saran yang mendukung perbaikan karya saya dimasa yang akan datang sangat saya harapkan.

Baturaja, 06 – 01 – 2010

Penyusun

( Titik Purnawati )


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah salah satu hal vital dalam pendidikan. Seorang pendidik, guru atau dosen, melakukan komunikasi dengan siswa / mahasiswanya ketika proses belajar mengajar. Dengan komunikasi yang efektif, maka transfer ilmu dan nilai bisa berjalan efektif pula. Begitu pula sebaliknya, jika komunikasi tidak efektif, maka transfer ilmu dan nilaipun tidak akan optimal. Dampak yang terjadi misalnya siswa menjadi lambat dalam memahami pelajaran. Yang lebih membahayakan lagi apabila terjadi dissinterpretasi. Siswa salah dalam memahami maksud dari guru sehingga yang siswa pahami justru suatu hal yang salah.

Pembelajaran yang berhasil dan menarik membutuhkan suatu model berkomunikasi yang baik dan sesuai. Tanpa adanya kesesuaian antara model komunikasi dengan pembelajaran, maka proses pembelajaran itupun akan terhambat. Oleh karena itu, perkembangan komunikasi dalam meningkatkan pembelajaran haruslah diperhatikan dengan semakin majunya jaman.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dirumuskan adalah

a. Bagaimana perkembangan komunikasi saat ini?

b. Bagaimana hubungan komunikasi dalam pendidikan?

c. Bagaimana komunikasi dalam meningkatkan pembelajaran TIK?

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan yang telah dipaparkan, maka batasan yang diberlakukan dalam tugas akhir ini adalah aplikasi komunikasi dalam meningkatkan pembelajaran, khususnya Teknologi Informasi Komunikasi. Bahasan tidak mencakup metode - metode dalam pembelajaran TIK selain dari komunikasi tersebut.

1.4. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan komunikasi pada saat ini

b. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi dengan proses pembelajaran.

c. Untuk mengetahui perkembangan komunikasi dalam meningkatkan pembelajaran TIK.

BAB II

PEMBAHASAN

peranan KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN TIK

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk sosial, di antara satu yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.

Dalam proses interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Oteng Sutisna mengemuakakan bahwa “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi”.

Berdasarkan dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi atau kelompok dalam mengutarakan perasaan, gagasan, dan ide kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi sikap atau perilaku orang lain tersebut setelah menerima informasi atau berita yang dikomunikasikan.

Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986).

Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peran penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya. Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia. Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi.

2.2. Tujuan Komunikasi

Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan seseorang dengan orang lain, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan – tujuan dari komunikasi tersebut antara lain :

· Menentapkan dan menyebarkan maksud dari suatu kegiatan.

· Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang secara individu maupun kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi

· Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.

· Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.

· Memilih, mengembangkan, menilai anggota di dalam komunikasi tersebut.

· Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.

2.3. Unsur – unsur komunikasi

Di dalam komunikasi, terdapat unsur – unsur yang saling berhubungan erat agar proses komunikasi tersebut dapat berjalan. Unsur – unsur tersebut antara lain :

1. Harus ada suatu sumber

Yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau informasi untuk diberikan. Di dalam pendidikan, komunikastor diibaratkan seorang guru, dosen, instruktur, pelatih, atau tenaga pengajar.

2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai.

Hal ini sangat penting karena komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang baik secara individu maupun kelompok di dalam suatu organisasi. Apabila dalam komunikasi tidak ada maksud dan tujuannya, maka komunikasi tersebut sangat sulit terjadi dan hanya menjadi suatu omong kosong belaka. Suatu maksud dalam proses komunikasi menyebabkan komuniasi dapat berjalan lancar dan tidak lancar.

Komunikasi berjalan lancar apabila diantara pelaku komunikasi terdapat kesaling sinkronisasian yang berimbas keduanya merasakan kepuasan dari proses komunikasi yang dilakukannya. Contoh dalam suatu kegiatan pembelajaran, seorang instruktur atau guru merasa puas setelah menyajikan materi dan begitupun siswa merasa puas dan mengerti akan materi yang telah disampaikan oleh gurunya. Hal ini bisa terjadi apabila antara guru dengan siswa terdapat saling pemahaman dan saling pengertian diantara maksud dari komunikasi tersebut.

Komunikasi juga dapat tidak lancar atau dianggap gagal apabia antara komunikator dengan komunikan tidak terjadi kesaman pemahaman dan tidak adanya kesaling pengertian akan maksud dari komunikasi itu. Contoh dalam proses pembelajaran misalnya instruktur atau guru telah memberikan materi namun siswanya sama sekali tidak mengerti dengan materi yang disampaikan instruktur atau guru tersebut. Hal ini bisa terjadi apabila maksud dari komunikasi tersebut tidak jelas.

Namun, dalam setiap pembelajaran, harus terdapat maksud dari komunikasi. Di dalam pendidikan atau proses pembelajaran, maksud dari suatu komunikasi dilihat dari tujuan proses pembelajaran tersebut.

3. Harus ada pesan atau informasi

Pesan atau berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa pesan atau berita itu ditujukan. Tanpa adanya pesan atau informasi, maka maksud dari komunikasi tidak akan tersampaikan karena tidak adanya materi yang akan disampakan. Selain itu, Mc. Leod (1997) juga mengemukakan bahwa suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri – ciri sebagai berikut.

· Akurat, artinya inforasi mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

· Tepat waktu, artinya informasi itu tersedia pada saat informasi itu diperlukan

· Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

· Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Apabila tidak lengkap maka kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman.

4. Harus ada media atau suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita. Apabila tidak ada media atau saluran ini, maka informasi atau pesan yang dimiliki tidak akan tersampaikan. Media yang baik adalah media yang dapat menyampaikan pesan dan maksud dari komunikator kepada komunikan. Berhubungan dengan media, maka komunikasi ini diaagi menjadi dua hal, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.

Dalam komunikasi langsung (direct communication), antara komunikator dengan komunikan terjadi proses komunikasi secara tatap muka langsung. Sedangkan dalam komunikasi tidak langsung (indirect communication), antara pelaku komunikasi tidak terjadi tatap muka secara langsung melaingkan dalam tempat yang berbeda. Komunikasi ini menggunakan media – media yang cukup canggih seperti handphone, internet, dll.

5. Harus ada komunikan atau penerima berita.

Apabila keempat unsur komunikasi diatas terpenuhi, namun unsur kelima ini tidak terpenuhi, maka komunikasi sangat tidak akan mungkin berjalan. Apabila komunikasi telah berjalan, maka ada umpan balik atau respon dipihak komunikan. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak

Dari komunikan ini, saya juga membedakan komunikasi menjadi 3 hal, yaitu komunikasi antar individu, komunikasi antar kelompok, dan komunikasi anatar individu dengan kelompok.

2.4 Fungsi Komunikasi

Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Maman Ukas, bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Fungsi informasi

Dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.

2. Fungsi komando akan perintah

Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan seseorang orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.

3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran

Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.

4. Fungsi integrasi

Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

2.5 Komunikasi dalam pembelajaran

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud kepada siswa sangatlah penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.

Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Namun , komunikasi ini biasanya hanya bersifat sementara. Apalagi manusia adalah tempatnya lupa, maka informasi atau pesan yang telah disampaikan bisa saja tidak dapat atau sulit untuk diketahui kembali. Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.

Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu umpan balik secara langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun unpan balik dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.

Pembelajaran tidak akan terlepas dari komunikasi, karena pembelajaran itu sendiri merupakan suatu usaha untuk membuat siswa belajar. Berarti di dalam usaha tersebut terdapat fungsi komando dari komunikasi. Pembelajaran akan berjalan baik apabila proses komunikasi juga berjalan dengan lancar, namun sebaliknya, pembelajran akan berjalan tidak baik apabila komunikasi berjalan tidak lancar. Ketika seoragn instruktur memberikan materi kepada siswanya, maka secara tidak langsung akan terjadi proses komunikasi, dan apabila komunikasi berjalan baik, maka dengan segera siswa akan memberikan umpan balik (feedback) baik berupa tulisan maupun gerak gerik rasa puasnya.

2.6 Aplikasi Komunikasi Dalam Pembelajaran TIK

Semakin dengan berkembangnya jaman, maka berkembang pula Teknologi Informasi dan Komunikasi atau yang disingkat TIK. TIK ini memberikan dampak yang luarbiasa terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Dengan TIK maka suatu pembelajran yang tidak dapat dilakukan, menjadi dapat dilakukan. Keterbatasan jarak yang tadinya menjadi suatu masalah besar, kini dapat ditangani dengan menggunakan TIK.

Produk produk TIK kini banyak berkembang dalam dunia pendidikan. Baik berupa internet, infocus, komputer dll. Tentunya produk – produk TIK tersebut tidak dapat terlepas dari komunikasi. Dengan adanya produk TIK yang menjadi media dalam komunikasi, maka komunikasi dapat berjalan dengan lancar dimanapun dan kapanpun. Misalkan dalam pembelajran TIK terdapat suatu masalah dengan jarak antara instruktur dengan siswanya ,maka masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan sistem Pembelajaran Jarak jauh atau yang lebih dikenal sebagai PJJ.

Pembelajaran jarak jauh memungkinkan instruktur dengan siswanya dapat berhubungan langsung meskipun tidak secara tatap muka, namun menggunakan teknologi yang lebih dikenal dengan sebutan internet. Dengan menggunakan internet, maka proses komunikasi yang terjadi bukan komunikasi lisan ataupun tulisan, namun lebih kepada komunikasi data.

Instruktur atau guru mengirimkan data – data yang berupa materi yang akan diajarkan kepada siswanya melalui Pembelajaran Jarak Jauh, data – data tersebut kemudia di encoding menjadi simbol simbol yang hanay dapat dimengerti oleh komputer atau perangkat komunikasi lainnya. Selanjutnya data – data tersebut dikirimkan menlalui internet kepada komputer siswa atau pelajar. Di dalam komputer siswa atau pelajar tersebut kemudian terjadi proses decoding, dimana data – data yang tadinya hanya dapat dibaca oleh komputer kini dapat dimengerti oleh manusia dalam hal ini siswa atau pelajar tersebut.

Selain pembelajaran jarak jauh, internet juga memberikan manfaat yang luar biasa bagi komunikasi dalam pembelajaran TIK. Diantaranya yaitu yang dikenal dengan mailing list. Mailing list adalah tempat dimana berkumpulnya para pengguna komputer yang memeiliki suatu hobi yang sama dan diantara para pengguna komputer tersebut salaing berkirim e-mail. Manfat lain yang lebih cepat dari mailing list yaitu chatting. Di dalam chatting, pengguna komputer memasuki suatu tempat khusus yang disebut dengan chatroom. Di dalam chatroom proses komunikasi dapat berjalan dengan cepat. Hanya mengetikkan pesan dan menekan tombol enter, maka apa yang akan kita sampaikan akan segera tersampaikan. Manfaat lainnya juga seperti teknologi 3G dimana kita dapat bertatap muka dengan menggunakan telefon genggam, shot message service, dll.

Manfaat – manfaat diatas memberikan dampak besar bagi pendidikan di Indonesia, dibandingkan dengan sistem pembelajaran tradisional, maka sistem pembelajaran seperti ini akan membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima materi – materi yang disampaikan oleh gurunya.


BAB III

Kesimpulan

3.1 Kesimpulan

Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu

Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :

1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.

2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.

3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.

4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.

5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.

Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita.

Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi.

Komunikasi dalam pembelajaran juga memberikan dampak dalam proses pembelajaran tersebut, tanpa adanya komunikasi, maka pembelajaran tersebut tidak akan berhasil. Di dalam perkembangan TIK, komunikasi juga berperan penting. Manfaat – manfaat komunikasi dalam pembelajaran TIK memberikan dampak besar bagi pendidikan di Indonesia, dibandingkan dengan sistem pembelajaran tradisional, maka sistem pembelajaran seperti berbasis IT akan membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima materi – materi yang disampaikan oleh gurunya.

3.2. Saran

- Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan pembaca; agar menambah wawasan tentang Teknologi Pendidikan dan kawasan bidang pengembangan kompetensi yang diperoleh dari media pembelajaran.

- Dalam penulisan ini masih banyak kekurangan untuk itu penulis berharap dapat diberi masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, deni. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Arum Mandiri Press. Bandung.

Dadang Sulaeman dan Sunaryo. 1983. Psikologi Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung.

http://kawakib06.multiply.com/journal/item/5

http://bandono.web.id/2007/06/11